DeParenting.com
  • Login
  • News
  • Artikel
  • Tips
  • Gaya Hidup
  • Homeschooling
  • Ruang Keluarga
No Result
View All Result
  • News
  • Artikel
  • Tips
  • Gaya Hidup
  • Homeschooling
  • Ruang Keluarga
No Result
View All Result
DeParenting.com
No Result
View All Result
Home Article

Anak Tantrum dan 65% Orang Tua Ternyata Berikan Gadget

Saat anak tantrum, terutama di tempat umum, orang tua sering menenangkannya dengan memberi gadget. Catat, ini kesalahan dan justru menjadi candu.

Deparenting by Deparenting
17 Juli 2020
in Article
28 0
0
Ilustrasi. Foto: Pixabay.

Ilustrasi. Foto: Pixabay.

21
SHARES
204
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

DeParenting.com – Memberikan gawai atau gadget saat anak tantrum atau marah-marah di tempat umum, mungkin menjadi solusi sebagian orang tua agar anaknya tenang. Tapi, jangan lagi lakukan hal itu, karena bukan menjadi penyelesaian terbaik. Cara tersebut justru membuat anak mengulang tindakannya.

Psikolog Isti Ilma Patriani menjelaskan, berdasarkan penelitian, sebanyak 65 persen orang tua akan memberikan gawai ketika anaknya tantrum, terutama di tempat umum. Hal itu tak bisa dibiarkan, sebab justru bisa memicu kecanduan gawai pada anak yang tidak bisa dikoreksi.

RekomendasiBaca

WOW! Ini Jumlah Pemuda di Jateng, Terus Nambah Tiap Tahun

Jalan Kaki Rembang-Semarang 5 Hari, Lapor Pencemaran Lingkungan ke Ganjar Pranowo

31.255 Tenaga Kesehatan Disuntik Vaksin Sinovac di Tahap Pertama

“Anak akan mengulangi lagi karena berpikir, ternyata kalau tantrum, guling-guling di keramaian, orang tua bisa memberikan HP (handphone),” ungkapnya.

Ilma mengurai hasil penelitian lain yang cukup memprihatinkan, di mana 70 persen anak usia enam bulan sampai empat tahun bermain gadget selama orang tua melakukan pekerjaan rumah. Pandemi Covid-19 pun berdampak pada semakin lamanya anak menggunakan gawai. Terbukti, pada remaja rata-rata menghabiskan enam jam untuk bermain HP.

“Kadang orang tua senang jika anaknya terlihat diam. Padahal mereka ternyata sedang mengakses internet tanpa kita mengatahui apa yang diakses. Kebiasaan anak-anak ini patut diperhatikan, terutama selama pandemi. Sebaiknya, beri anak aktivitas fisik untuk mengalihkan perhatian dari gadget,” kata Isti yang juga menjabat Kepala Seksi Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jawa Tengah.

Perlunya menghindari kecanduan gawai, menurut Ilma, tak hanya menyebabkan gangguan pada mata. Penggunaan gawai berjam-jam juga membuat gangguan fisik, yakni karena ketidakseimbangan motorik halus dan kasar. Selain itu juga berpotensi mengakibatkan obesitas karena aktivitas gerak berkurang, gangguan intelektual seperti keterlambatan bicara pada anak akibat tidak berkomunikasi dua arah, hingga gangguan psikis yang ditandai anak sering marah tanpa penyebab. Dia menyebut, pola kerjanya  hampir sama dengan kecanduan narkoba.

Baca juga:  Keluarga Home Team, Keluarga Telenovela

“Anak juga bisa mengalami gangguan sosial karena terlalu banyak di rumah, sehingga tak peduli terhadap lingkungan sekitar, tidak mau makan, tidak salat, tidak mau belajar, empatinya juga berkurang,” jelas Ilma.

Ancaman yang tak kalah mengkhawatirkan adalah eksploitasi anak di dunia online yang mengarah pada kekerasan seksual, maupun cyber bullying. Ancaman berikutnya game online, yang isinya bisa mengandung unsur kekerasan atau pornografi. Sehingga para orang tua mesti disiplin membuat aturan yang jelas, kapan anak dibolehkan menggunakan gawai.

Tanamkan pula, mana yang boleh diakses dan yang tidak. Lakukan diskusi dua arah, di mana anak harus mendapat penjelasan alasan mengapa dilarang, dampaknya apa. Ajak anak berpikir dan berpendapat, yang tidak pas segera diluruskan.

“Sebagai orang tua, mari kita lebih perhatikan anak. Saya di sini, saya mendengarkanmu, dan saya ada untuk anak-anakku semuanya. Jadi hadirlah dengan sungguh-sungguh untuk anak-anak karena mereka membutuhkan keberadaan kita agar mereka tidak menjadi generasi yang kecanduan terhadap gadget,” bebernya.

Hal senada juga disampaikan Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo. Menurutnya, teknologi bermata dua, tergantung bagaimana cara memanfaatkannya. Jangan sampai dimanfaatkan teknologi, tapi mesti memanfaatkan teknologi untuk kebaikan, kemaslahatan umat, mencari informasi yang benar, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.

“Yang lebih penting, perlu kehadiran orang tua untuk bisa memberikan warna pada kehidupan anak, hadir secara total, produktif, tidak hanya mencari kebahagiaan melalui gadget atau hal-hal yang bersifat maya. Bawa anak ke dunia nyata, bahwa ada kebahagiaan di dunia nyata. Tidak hanya kebahagiaan di dunia maya,” tandasnya.

Tags: Anak TantrumAtikoh GanjarGadgetheadline
Previous Post

Siswa Belajar di Rumah, 70% Konflik dan 30% Bosan

Next Post

India, China dan Indonesia Terancam ”Baby Boom”, Jawa Tengah?

Deparenting

Deparenting

Related Posts

Grafis daftar tunggu haji semua provinsi di Indonesia. (DeParentng/Tangkapan layar instagram @informasihaji)
Ruang Keluarga

Lama Daftar Tunggu Haji Semua Provinsi di Indonesia, Ada yang 34 Tahun!

21 Februari 2021
Ilustrasi Arena Skateboard Flyover Purwosari. (DeParenting/Pixabay)
Lifestyle

Menarik! Arena Skateboard Flyover Purwosari di Kolong Jembatan

13 Februari 2021
Ilustrasi beda tren jilbab di Indonesia dan Malaysia. (DeParenting/ Ratna Fitry-Pixabay)
Lifestyle

Beda Tren Jilbab di Indonesia dan Malaysia, Cantik Mana?

9 Februari 2021
Penampakan seekor buaya sedang jalan-jalan di perumahan saat banjir Semarang. (DeParenting/WhatsApp)
News

NGERI! Seekor Buaya Jalan-Jalan di Perumahan Saat Banjir Semarang?

7 Februari 2021
Bakpao Imlek Solo. (DeParenting/Tangkapan layar instagram @chubbypaoku)
Ruang Keluarga

Bakpao Imlek Solo, Lucu dan Harga Cuma Rp 8 Ribu

5 Februari 2021
Ilustrasi foto kucing. (DeParenting/Pixabay)
Lifestyle

Ini Akibat Beri Makan Nasi Pada Kucing, Jangan Pernah Coba!

31 Januari 2021
Next Post
Ilustrasi. Foto: Pixabay

India, China dan Indonesia Terancam ''Baby Boom'', Jawa Tengah?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Top Stories

Anggota Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto. (DeParenting)

Ibu-Ibu, Yuk Bikin Makanan Enak dan Jual Online…..

24 Februari 2021
Rumah Pompa Kota Lama. (DeParenting/Dok. Humas Prov Jateng)

Banjir Semarang, Ganjar Cek Kota Lama Semarang

24 Februari 2021
Aplikasi AR. (DeParenting/Tangkapan layar Youtube @Ricko Asterisk)

Download Aplikasi AR, Cara Siswa Belajar Biologi Dengan Menarik

22 Februari 2021

News & More

Kategori

  • Review Sekolah
  • Artikel
  • Tips
  • Lifestyle
  • Homeschooling
  • Hubungi Kami

About Us

Deparenting.com hadir dan ingin berbagi mengenai tips mendidik anak, mengasuh, membesarkan dan membentuk karakter anak. Lantaran sikap anak-anak yang seringkali bandel dan butuh cara menasehati agar nurut. Tak hanya itu, parenting bersifat menyeluruh hingga membentuk pribadi yang arif dan bijak dalam menyikapi persoalan.

Connect on Social

© 2020 DeParenting

No Result
View All Result
  • News
  • Artikel
  • Tips
  • Gaya Hidup
  • Homeschooling
  • Ruang Keluarga

© 2020 DeParenting - Berbagi cerita parenting dan home schooling.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist