DeParenting.com
  • Login
  • News
  • Artikel
  • Tips
  • Gaya Hidup
  • Homeschooling
  • Ruang Keluarga
No Result
View All Result
  • News
  • Artikel
  • Tips
  • Gaya Hidup
  • Homeschooling
  • Ruang Keluarga
No Result
View All Result
DeParenting.com
No Result
View All Result
Home Article

Jangan Memaksa Ulat Melompat

Satu kemampuan yang dipelajari secara profesional akan lebih berharga daripada mengetahui banyak hal namun hanya rata-rata. Salam.

Hanung Soekendro by Hanung Soekendro
17 Mei 2020
in Article
0 0
0
Jangan Memaksa Ulat Melompat 1
4
SHARES
50
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

DeParenting.com – Tarzan, si penguasa hutan hendak pergi ke kota. Ia bosan dengan kehidupan di hutan. Setelah membulatkan hati, ia memanggil semua hewan di hutan untuk memilih siapa yang pantas menjadi penggantinya. Menjadi penguasa hutan.

 

RekomendasiBaca

31.255 Tenaga Kesehatan Disuntik Vaksin Sinovac di Tahap Pertama

Awas! Tsunami Megathrust Ancam Wilayah Selatan Jateng

Simak Pengajian Ahad Pagi MTA 27 Desember, Live Streaming dan Tema Musbil

Auo….. Tarzan memanggil sejawatnya. Macan, gajah, kuda, kudanil, babi hutan, ular, kodok, capung , kelelawar, singa, jerapah, ikan, ulat, zebra datang. Berkumpul di tanah lapang di dekat sungai.

Si Tarzan pun mengutarakan niatnya. Semua sedih tapi merelakan. Namun untuk menentukan siapa yang pantas menggantikannya cukup rumit.
Semula Tarzan memberikan syarat pada penggantinya haruslah bisa teriak paling keras. Tapi syarat itu ditolak ular yang hanya bisa mendesis, dan kelelawar yang hanya bisa bersuara cit…cit…. Sementara ikan hanya bisa berkecupak di air. Karena jika dipaksakan, ular, kelelawar, dan ikan akan terlihat bodoh seumur hidupnya.

Syarat diganti. Harus pelari yang cepat. Kodok dan ulat menolak. Harus bisa melompat cepat dan jauh, jerapah menolak. Syarat cepat memanjat pohon juga dianggap tak adil oleh ikan dan kodok.

Karena tak ada yang sanggup menggantikannya, Tarzan berpikir ulang untuk meninggalkan hutan yang sudah menjadi rumahnya.

Ayah bunda, cerita itu sedikit banyak menggambarkan bagaimana tak adilnya sekolah formal bagi anak-anak sekarang. Si Farah yang suka dan pandai menyanyi, harus bisa mengerjakan tes soal-soal sejarah. Si Latif yang menyukai hewan-hewan, dipaksa harus bisa mengerjakan soal cerita perkalian. Bahkan tak hanya satu atau dua mata pelajaran yang sebenarnya tak mereka minati, tapi di paksa untuk dikerjakan dengan sempurna.

Baca juga:  Keluarga Home Team, Keluarga Telenovela

Padahal, kita tahu seorang Usain Bolt yang berulang kali juara lari itu tak akan bisa menjadi Ian Thorpe yang punya gaya khas saat berenang. Atau seorag Buffon bisa jadi tak akan bisa memaksimalkan potensinya jika dipaksa menjadi Ronaldo. Meski sama-sama bermain sepakbola, namun mereka memiliki kemampuan berbeda.

Seorang anak yang dipaksa menguasai semua mata pelajaran sepertinya akan membuat dia tak nyaman di sekolah.

Satu-satunya alasan dia mau sekolah bisa jadi karena hanya ingin bertemu dengan kawan-kawannya. Bukan tertarik dengan mata pelajaran. Belum lagi jika guru yang mengajarkan membosankan. Lonceng bel pulang sekolah akan terdengar sangat lama.

Lalu bagaimana untuk adil pada pendidikan anak, spesifiklah. Tidak masalah jika menyekolahkan anak di sekolah formal. Tapi ingatlah, nilai 8,9, bahkan 10 bukanlah tolok ukur keberhasilan pendidikan anak. Melainkan seberapa paham dirinya akan pelajaran yang di dapat. Fokuskan si anak pada satu atau dua materi yang disukai dan berikan perhatian lebih. Maka ia akan expert.

Anak yang suka ngegame, bisa diarahkan jadi game developer. Suka makan, bisa jadi food tester. Apalagi kalau suka ngopi, banyak tuh yang butuh tester kopi. Suka utak atik komputer, bisa jadi progammer.

Ingat, satu kemampuan yang dipelajari secara profesional akan lebih berharga daripada mengetahui banyak hal namun hanya rata-rata.

Salam.

Tags: homeschoolingkemampuan anakpendidikan anak
Previous Post

Tipe-Tipe Parenting, Cocok Yang Mana?

Next Post

Temukan Potensi, Tanya Cita-Citanya dan Arahkan

Hanung Soekendro

Hanung Soekendro

Related Posts

Gaza memasak. Foto: dokumentasi pribadi.
Ruang Keluarga

Cita-Cita Jadi Chef dan Nonton MasterChef, Bocah Semarang Ini Malah Jadi Takut Masak

15 November 2020
Ilustrasi kegiatan belajar. Foto:jatengprov.go.id.
Homeschooling

Homeschooling Menurut Kemendikbud, Legalitas dan Tata Cara

29 Oktober 2020
Deddy Corbuzier. Foto: IG mastercorbuzier.
Homeschooling

Deddy Corbuzier; Berhenti Sekolah Oke, Tapi Jangan Berhenti Belajar

17 November 2020
Ratu Elizabeth II. Foto: Pixabay.
Lifestyle

Bunda, Ini 5 Pola Asuh Ala Ratu Inggris yang Bisa Dicontoh

11 Oktober 2020
Cerita Single Parent Homeschooling Tiga Anak, Memulai Hari Setiap Subuh 2
Homeschooling

Cerita Single Parent Homeschooling Tiga Anak, Memulai Hari Setiap Subuh

5 September 2020
Ilustrasi. Foto: Pixabay.
Homeschooling

Bagaimana Memulai Homeschooling?

23 Juli 2020
Next Post
Temukan Potensi, Tanya Cita-Citanya dan Arahkan 3

Temukan Potensi, Tanya Cita-Citanya dan Arahkan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Top Stories

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai memimpin Rapat Penanganan Covid 19 di Jawa Tengah. (DeParenting/Dok. Humas Prov Jateng)

Covid 19 Melonjak, Ini Permintaan Ganjar Pranowo pada Bupati Kendal Mirna Annisa

18 Januari 2021
Akibat vaksinasi, 8 orang di Jateng alami KIPI. (DeParenting/Dok. Humas Prov Jateng)

Vaksinasi di Jateng, 8 Orang Alami KIPI, Apa Itu?

18 Januari 2021
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengecek sejumlah puskesmas dan rumah sakit di Kota Semarang yang sedang melakukan vaksinasi, Senin 18 Januari 2021. (DeParenting/Dok. Humas Prov Jateng)

Cek Vaksinasi Nakes di Puskesmas dan Rumah Sakit, Ganjar Pranowo Usulkan Ini

18 Januari 2021

News & More

Kategori

  • Review Sekolah
  • Artikel
  • Tips
  • Lifestyle
  • Homeschooling
  • Hubungi Kami

About Us

Deparenting.com hadir dan ingin berbagi mengenai tips mendidik anak, mengasuh, membesarkan dan membentuk karakter anak. Lantaran sikap anak-anak yang seringkali bandel dan butuh cara menasehati agar nurut. Tak hanya itu, parenting bersifat menyeluruh hingga membentuk pribadi yang arif dan bijak dalam menyikapi persoalan.

Connect on Social

© 2020 DeParenting

No Result
View All Result
  • News
  • Artikel
  • Tips
  • Gaya Hidup
  • Homeschooling
  • Ruang Keluarga

© 2020 DeParenting - Berbagi cerita parenting dan home schooling.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist