DeParenting.com
  • Login
  • News
  • Artikel
  • Tips
  • Gaya Hidup
  • Homeschooling
  • Ruang Keluarga
No Result
View All Result
  • News
  • Artikel
  • Tips
  • Gaya Hidup
  • Homeschooling
  • Ruang Keluarga
No Result
View All Result
DeParenting.com
No Result
View All Result
Home Article

Mendewasakan Anak Dengan Prinsip Kausalitas

“Pokoknya beli ini sama ini”. Kata pokoknya kadang muncul. Ini menandakan dirinya masih kekanak-kanakan.

Hanung Soekendro by Hanung Soekendro
22 Mei 2020
in Article
31 0
0
Ilustrasi. Foto: DeParenting.com

Ilustrasi. Foto: DeParenting.com

42
SHARES
273
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

DeParenting.com – Setiap orang tua pasti senang jika putra putrinya telah dewasa. Sesekali childish (bersikap kekanak-kanakan) boleh lah, tapi dewasa pasti menjadi harapan. Bisa mandi sendiri, memilih baju yang pas sendiri, menata mainanya dan beribadah tanpa disuruh, belajar mandiri, atau makan tepat waktu.

Jika bisa melakukan itu di usia-usia anak sekolah dasar, wow… menyenangkan rasanya. Orang tua pasti bangga.

RekomendasiBaca

31.255 Tenaga Kesehatan Disuntik Vaksin Sinovac di Tahap Pertama

Awas! Tsunami Megathrust Ancam Wilayah Selatan Jateng

Simak Pengajian Ahad Pagi MTA 27 Desember, Live Streaming dan Tema Musbil

Untuk mendewasakan anak tentu butuh proses. Tidak bisa simsalabim di malam hari dan berhasil di pagi harinya. Perlu berbulan-bulan bahkan bisa memakan waku tahunan. Tak ada patokan pasti kapan anak menjadi dewasa. Ketelatenan orang tua dalam mengajarkan menjadi kunci kapan kedewasaan anak akan tumbuh. Saat kedewasaan muncul maka akan terlihat dari sikap kesehariannya.

Apa yang mesti dilakukan orang tua untuk hal itu. Salah satunya selalu mendidik putra putrinya dengan kausalitas atau prinsip sebab akibat. Setidaknya begitulah makna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Bagaimana anak bisa memahami kausalitas? Tentu bukan kausalitas secara leksikal yang orang tua mesti ajarkan, namun penerapannya dalam kehidupan keseharian. Mengandung makna sebab-akibat maka anak harus diajarkan jika semua hal yang dilakukan akan menyebabkan hal lain atau disebabkan oleh hal lainnya pula.

Misalnya, saat anak diajak diskusi memilih baju model A atau B, warna A atau B dan si Anak menjawab tanpa alasan pasti maka bisa jadi dirinya belum dewasa. Kecuali si anak memang masih terlalu kecil dan tidak terbiasa dilatih untuk mengungkapkan pendapatnya.

Apalagi kalau anak dengan sikap sewenang-wenang memilih untuk membeli dua baju sekaligus A dan B padahal sudah diberitahu jika uang tidak cukup. “Pokoknya beli ini sama ini”. Kata pokoknya kadang muncul. Ini lebih jelas menandakan dirinya masih kekanak-kanakan.

Baca juga:  31.255 Tenaga Kesehatan Disuntik Vaksin Sinovac di Tahap Pertama

Dalam prinsip kausalitas mengajarkan apa saja yang dilakukan akan memiliki konsekuensi. Semisal, seseorang diajak makan sambal dirinya tidak mau. Saat ditanya, mengapa tidak mau? Karena perutnya akan sakit. Kalau sakit terus kenapa? Maka akan sering ke toilet misalnya.

Saat ditanya, mengapa tidak mau makan Sambal? Karena perutnya akan sakit. Kalau sakit terus kenapa? Maka akan sering ke toilet. Kemudian tak bisa main lama dengan teman-teman. Ini prinsip sederhana kausalitas. Sebab-Akibat.

Maka saat anak diajak belajar membaca tidak mau maka jangan dipaksa. Pahamkan jika dirinya tidak mau belajar membaca maka bagaimana dirinya nanti saat mendapat pesan Whatsapp dari temanya. Bagaimana saat bermain komputer, mencari file misalnya. Atau bisa juga saat dapat uang dari nenek maka bagaimana ia bisa tahu itu uang berapa.

Saat anak tidak mau mandi, jangan langsung dipaksa lepas baju dan ditarik ke kamar mandi. Ceritakan jika keringat di tubuh bisa menyebabkan gatal saat tidak dibersihkan.

Sama juga saat anak minta jajan terus menerus, minta pelihara hewan piaraan tapi tak mau merawat, mainan air terlalu lama. Semuanya bisa dijelaskan secara prinsip kausalitas.

Melalui langkah ini sama juga dengan mengajak anak untuk berpikir kedepan. Tidak asal-asalan untuk melakukan sesuatu.

Sekali lagi hal ini tak mudah dan butuh kesabaran. Tak bisa dilakukan dalam semalam. Tak bisa pula dibandingkan antara satu anak dengan anak lainnya. Beda otak beda karakter. Namun orang tua harus bersabar dan konsisten dalam mendewasakan anak.

Salam.

Tags: anakanak mandiridewasamendewasakan anak
Previous Post

My Name Is Khabib and A Moslem

Next Post

Rumah Singgah Aira, Harapan Anak-Anak ODHA

Hanung Soekendro

Hanung Soekendro

Related Posts

Ilustrasi. Foto: skalekar1992/ Pixabay.
News

Sedih… Balita Ini Tewas di Gendongan Saat Diajak Mengemis

30 November 2020
belajar mengajar
Ruang Keluarga

Untuk Para Guru, Please Jangan Sama Ratakan Kemampuan Anak 

28 November 2020
Ilustrasi. Anak-anak makan buah-buahan. Foto:  dhanelle/Pixabay
Lifestyle

1.000 Hari Pertama Anak, Jangan Kebanyakan Sayur dan Buah

13 November 2020
Ratu Elizabeth II. Foto: Pixabay.
Lifestyle

Bunda, Ini 5 Pola Asuh Ala Ratu Inggris yang Bisa Dicontoh

11 Oktober 2020
Anak
News

Inspiratif, Anak-Anak Bongkar Celengan Untuk Penanganan Covid 19

22 Mei 2020
Baca Buku Anak dan Upaya Meningkatkan Dosis 1
Lifestyle

Baca Buku Anak dan Upaya Meningkatkan Dosis

22 Mei 2020
Next Post
Pengurus mendampingi anak-anak ODHA di Rumah Singgah Aira.

Rumah Singgah Aira, Harapan Anak-Anak ODHA

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Top Stories

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai memimpin Rapat Penanganan Covid 19 di Jawa Tengah. (DeParenting/Dok. Humas Prov Jateng)

Covid 19 Melonjak, Ini Permintaan Ganjar Pranowo pada Bupati Kendal Mirna Annisa

18 Januari 2021
Akibat vaksinasi, 8 orang di Jateng alami KIPI. (DeParenting/Dok. Humas Prov Jateng)

Vaksinasi di Jateng, 8 Orang Alami KIPI, Apa Itu?

18 Januari 2021
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengecek sejumlah puskesmas dan rumah sakit di Kota Semarang yang sedang melakukan vaksinasi, Senin 18 Januari 2021. (DeParenting/Dok. Humas Prov Jateng)

Cek Vaksinasi Nakes di Puskesmas dan Rumah Sakit, Ganjar Pranowo Usulkan Ini

18 Januari 2021

News & More

Kategori

  • Review Sekolah
  • Artikel
  • Tips
  • Lifestyle
  • Homeschooling
  • Hubungi Kami

About Us

Deparenting.com hadir dan ingin berbagi mengenai tips mendidik anak, mengasuh, membesarkan dan membentuk karakter anak. Lantaran sikap anak-anak yang seringkali bandel dan butuh cara menasehati agar nurut. Tak hanya itu, parenting bersifat menyeluruh hingga membentuk pribadi yang arif dan bijak dalam menyikapi persoalan.

Connect on Social

© 2020 DeParenting

No Result
View All Result
  • News
  • Artikel
  • Tips
  • Gaya Hidup
  • Homeschooling
  • Ruang Keluarga

© 2020 DeParenting - Berbagi cerita parenting dan home schooling.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist