DeParenting.com
  • Login
  • News
  • Artikel
  • Tips
  • Gaya Hidup
  • Homeschooling
  • Ruang Keluarga
No Result
View All Result
  • News
  • Artikel
  • Tips
  • Gaya Hidup
  • Homeschooling
  • Ruang Keluarga
No Result
View All Result
DeParenting.com
No Result
View All Result
Home Article

Rabu Receh, Oase Pendidikan di Tengah Catatan Merah Grobogan

Komunitas Rabu Receh, nama yang sederhana namun kegiatannya tak recehan. Mereka berjuang di tengah Keterbatasan di Grobogan.

Hanung Soekendro by Hanung Soekendro
12 Juni 2020
in Article
25 0
0
Founder Komunitas Rabu Receh.

Founder Komunitas Rabu Receh.

23
SHARES
385
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

DeParenting.com – Keluarga ibarat sekolah. Jika ayah kepala sekolah, ibunya adalah guru. Sementara anak-anak mereka adalah muridnya. Idealnya, kepala sekolah dan guru mampu memberikan pendidikan sesuai kebutuhan murid. Tapi sayangnya, tak jarang si kepala sekolah dan guru tak paham bagaimana cara mendidik murid-murdinya dengan tepat.

Akhirnya, pola didik keluarga hanya sebatas turun temurun sebagaimana orang tua mereka dulu mendidiknya. Begitu seterusnya. Jika mereka berasal dari keluarga yang well-educated dan memiliki pola pendidikan yang bagus, tak jadi soal. Tapi, jika sebaliknya? Mau jadi apa anak-anak mereka selanjutnya.

RekomendasiBaca

31.255 Tenaga Kesehatan Disuntik Vaksin Sinovac di Tahap Pertama

Awas! Tsunami Megathrust Ancam Wilayah Selatan Jateng

Simak Pengajian Ahad Pagi MTA 27 Desember, Live Streaming dan Tema Musbil

Keprihatinan itu yang dirasakan oleh Komunitas Rabu Receh. Komunitas yang berdiri di Grobogan pada 2018. Komunitas ini berisikan emak-emak yang mencoba mengubah pola pendidikan anak dengan berbasis fitrah. Caranya? Dengan mendidik kepala sekolah dan guru di keluarga tadi.

Sebenarnya banyak komunitas serupa di wilayah lain, yang kebanyakan di wilayah perkotaan. Tapi ini Grobogan, Kabupaten di Jawa Tengah yang masuk zona merah kemiskinan dengan segudang persoalannya.

Baiklah, sebagai gambaran ada baiknya kita lihat statistik Kabupaten dengan daratan terluas di Jawa Tengah ini. Catatan Badan Pusat Statistik, penduduk miskin per bulan Maret 2019 sebesar 11,77% atau sekitar 161.921 orang. Padahal garis kemiskinan per kapitanya hanya Rp 375.521/bulan. Artinya, penduduk yang memiliki pendapatan di atas itu tak dianggap miskin.

Angka penganggurannya pun tinggi. Pada Agustus 2019, jumlah angkatan kerjanya sekitar 727 ribu orang, tapi tingkat partisipasinya hanya 69,10%. Dalam setahun terakhir, secara absolut pengangguran bertambah sekitar 9 ribu orang, sedangkan penduduk yang bekerja berkurang sekitar 19 ribu orang.

Belum lagi persoalan tingkat perceraian dan pernikahan usia dini. Pada tahun 2016, Pengadilan Tinggi Jawa Tengah mencatat Grobogan menjadi wilayah yang paling banyak mengajukan permohonan dispensasi pernikahan bawah umur. Total ada 202 kasus. Yang mengajukan adalah orang tua mereka dan penyebabnya adalah kemiskinan, rendahnya pendidikan dan kultur budaya setempat. Duh mengerikan.

Komunitas Rabu Receh menghadapi semua tantangan itu. Di mana pendidikan mungkin belum menjadi prioritas masyarakat Grobogan.

Rabu Receh, Oase Pendidikan di Tengah Catatan Merah Grobogan 1
Kegiatan emak-emak di Komunitas Rabu Receh.

Melihat ‘’catatan merah‘’ itu, Ketua Gengster (Geng Berdaster) Komunitas Rabu Receh, Nurwening Indah Wulan Utami mengatakan hal itu adalah tantangannya. “Semaksimal mungkin kami mengajak emak-emak untuk berdiskusi persoalan pendidikan anak dan keluarga. Dengan sharing, maka akan menemukan solusi,” ujar Wening.

Baca juga:  Diamnya Alfred Riedl

Komunitas ini, jelasnya, berfokus pada peningkatan kapasitas diri orang tua. Baik dalam membina rumah tangga maupun mendidik anak. Hal yang ditekankan adalah menetapkan visi misi keluarga dengan komunikasi antara suami istri. Hal ini penting dalam mengurai semua persoalan rumah tangga. Berbagi tugas, kewajiban, dan hak. Sehingga tak saling iri pada pasangan.

Dalam pelaksanannya, semua kegiatan komunitas diselenggarakan dengan santai dan tak kaku. Sebagaimana namanya, kegiatan komunitas diadakan rutin tiap Rabu di Sekolah Rahmania di Kecamatan Purwodadi. Kegiatan diskusi diikuti emak-emak setiap sorenya.

Siapa saja pesertanya? “Bebas,” kata Wening.

Kebanyakan peserta saling getok tular, satu sama lain. Karena tidak formal, maka tema pada acara itu juga bebas. Bisa soal pendidikan anak, persoalan keluarga, masak-memasak,tapi catat ya tak boleh ada ghibah. Apalagi ghibah suami sendiri.

Pendidikan berbasis fitrah begitu ditekankannya. Lantaran saat ini kurikulum di sekolah formal menyamaratakan semua anak. Baik pelajaran hingga tes nya. Sehingga anak akan dinilai bodoh ketika tak sama dengan anak lainnya. Padahal, masing-masing anak itu unik dan memiliki bakat dan minatnya masing-masing.

Rabu Receh, Oase Pendidikan di Tengah Catatan Merah Grobogan 2
Kegiatan pengembangan minat dan bakat anak.

“Pernah ada anak yang berkebutuhan khusus. Di Grobogan kan masih agak susah cari tempat pendidikan yang menerima. Ada pula anak yang tak diterima oleh sekolah. Akhirnya kami sarankan untuk mendidik berdasarkan fitrahnya. Untuk melakukannya, maka orang tua mesti didik lebih dulu. Mampu menerima kondisi anak dan mau mendidik sesuai kemampuan anak,” jelasnya.

Untuk mendidik orang tua, sejumlah kegiatan telah diselenggarakan. Diantaranya, Talent Youth Champ 2018 dan 2019, kuliah emak baqoh (Kebaq) di sejumlah lokasi. Termasuk kegiatan magang bagi anak-anak di masa liburan dengan tujuan pemberdayaan anak sesuai potensi dan bakatnya. Melihat kegiatan itu, ada juga sekolah yang merangkul komunitas untuk mengembangkan potensi siswanya.

“Melihat kondisi masyarakatnya, kegiatan di Komunitas Rabu Receh tak ada yang formal. Semua dikonsep santai, dari nama hingga kegiatannya. Kalau terlalu formal, malah pada menjauh nantinya,’’ jelasnya.

Bagi emak-emak yang ingin bergabung dipersilakannya. Semuanya gratis, layaknya kumpul emak-emak di warung sayur. Emak-emak bisa juga lebih dulu kontak melalui FB Nurwening Indah WU.

Tags: GroboganheadlineKomunitas Rabu RecehPendidikanRabu Receh
Previous Post

Anak Terlambat Imunisasi, Berbahayakah?

Next Post

Hapus Spidol Permanen, Eksperimen dan Cara Paling Mudah

Hanung Soekendro

Hanung Soekendro

Related Posts

Lima Pimpinan DPRD Jateng. (DeParenting/Instagram @ferrywawancahyono, @bkrebo, @heripudyatmoko, @sukirman_kirana, @quatlyalkatiri)
News

DPRD Jateng di Medsos, Quatly dan Sukirman Kalahkan Bambang Krebo, Heri Londo dan Ferry

16 Januari 2021
Anggota Komisi X DPR RI, Yoyok Sukawi. (DeParenting/Instagram @yoyok_sukawi).
News

Pro Kontra PPKM, Ini Penjelasan Anggota Komisi X DPR RI Yoyok Sukawi

13 Januari 2021
Film animasi anak Nussa dan Rara. (DeParenting/Tangkapan layar Youtube @Visinema Pictures)
Ruang Keluarga

Film Animasi Anak Nussa Rara Tayang di Bioskop, Pas Untuk Mendidik Bocil di Rumah

12 Januari 2021
Objek wisata Rowo Jombor di Kabupaten Klaten. (DeParenting/Jatengprov.go.id)
Lifestyle

WOW…! Ini Objek Wisata Rowo Jombor yang Disulap Jadi Taman Kuliner Terbesar

10 Januari 2021
Pengumuman PKM di Jateng. (DeParenting/tangkapan layar instagram @kominfo.jateng)
Ruang Keluarga

Berikut Daftar 20 Kabupaten dan Kota di Jateng Terapkan PKM Jawa-Bali 11-25 Januari 2021

8 Januari 2021
Gempi, anak Gisel dan Gading. (DeParenting/instagram @baby.gempiiita)
Ruang Keluarga

Lucunya Video Gempi, Anak Gisel dan Gading, Baca Mantra Sebelum di Swab

8 Januari 2021
Next Post
Ilustrasi. foto: pixabay

Hapus Spidol Permanen, Eksperimen dan Cara Paling Mudah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Top Stories

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai memimpin Rapat Penanganan Covid 19 di Jawa Tengah. (DeParenting/Dok. Humas Prov Jateng)

Covid 19 Melonjak, Ini Permintaan Ganjar Pranowo pada Bupati Kendal Mirna Annisa

18 Januari 2021
Akibat vaksinasi, 8 orang di Jateng alami KIPI. (DeParenting/Dok. Humas Prov Jateng)

Vaksinasi di Jateng, 8 Orang Alami KIPI, Apa Itu?

18 Januari 2021
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengecek sejumlah puskesmas dan rumah sakit di Kota Semarang yang sedang melakukan vaksinasi, Senin 18 Januari 2021. (DeParenting/Dok. Humas Prov Jateng)

Cek Vaksinasi Nakes di Puskesmas dan Rumah Sakit, Ganjar Pranowo Usulkan Ini

18 Januari 2021

News & More

Kategori

  • Review Sekolah
  • Artikel
  • Tips
  • Lifestyle
  • Homeschooling
  • Hubungi Kami

About Us

Deparenting.com hadir dan ingin berbagi mengenai tips mendidik anak, mengasuh, membesarkan dan membentuk karakter anak. Lantaran sikap anak-anak yang seringkali bandel dan butuh cara menasehati agar nurut. Tak hanya itu, parenting bersifat menyeluruh hingga membentuk pribadi yang arif dan bijak dalam menyikapi persoalan.

Connect on Social

© 2020 DeParenting

No Result
View All Result
  • News
  • Artikel
  • Tips
  • Gaya Hidup
  • Homeschooling
  • Ruang Keluarga

© 2020 DeParenting - Berbagi cerita parenting dan home schooling.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist